Selasa, 26 November 2013

FULLRESPECT



Dialah edy, saudara kandung saya dari lembah manglayang. Saudara asuh ketika melaksankan Praktek Lapangan 2 di Desa gudang, Kabupaten Sumedang. Melaksanakan kegiatan lapangan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab dan menaati perintah pembimbing tekhnis. Kegiatan itu dilaksanakan pada tahun 2011, setiap hari sangat berkesan sebab tiada hari tanpa pengalaman baru. Berbaur dengan masyarakat serta melaksanakan program kerja kelompok sesuai dengan pokja masing-masing.

Kesan yang kedua adalah memahami karakter rekan2 secara lebih dekat, kecepatan dan kecekatan bertindak ketika mendapatkan perintah dan segala macamnya. Saya masih teringat berolahraga basket bersamanya, Edy adalah orang yang paling jago basket seisi dunia sepanjang yang saya tahu :). Dia pernah bercerita bahwa dulu waktu di SMA dia sangat sering bermain basket bahkan pernah masuk atlet Porda mewakili Kalimantan Tengah, tapi karena cedera sehingga dia sempat istirahat. Dia juga orang yang sangat ceria dengan segala macam kekurangan dan kelebihan yang ia miliki.

Setelah membuka group angkatan di facebook saya kaget ketika membaca berita duka bahwa dia, Edy telah meninggal dunia pasca kecelakaan yang ia alami tabrakan motor pada saat ia berangkat kerja. Rekanku, saudara asuhku yang selama ini saya kenal orang yang baik telah berpulang mendahului kami.

Masih teringat terakhir bertemu almarhum ketika mengambil barang di barak setelah melaksanakan diklat pim 4, saya masih sempat bercengkrama dan ingin meminjam kendaraannya tetapi tidak jadi. Alhasil saya lah yang membonceng dia pulang karena waktu itu motornya telah dikembalikan pada saat kembali ke barak.

Selamat tinggal saudara asuhku, disaat sekarang. Kita sedang menunggu SK penempatan kau telah dipanggil lebih dahulu, semoga tenang disisinya. Rest In peace brother, doa kami rekan2 angkatan XX akan selalu untukmu semoga engkau tenang disisinya. Alfatihah…




(foto bersama almarhum ketika melaksanakan Praktek lapangan 2 di Desa Gudang Kabupaten Sumedang, 2011)

Jumat, 22 November 2013

ICONPO Part. 1

Cerita bermula ketika waktu itu aku sedang on-line diperpustakan kampus. Seperti biasa sambil membaca berita, dan buka-buka medsos (facebook, twitter, dan lain-lain) dan tidak lupa check beberapa e-mail. Ternyata ada balasan dari pihak panitia dari Universitas Ngurah Rai dari abstrak yang aku kirim hehe karena memang itulah yang sedang ku tunggu-tunggu. 

E-mail itu adalah acceptance abstrak yang artinya abstrak tersebut bisa diteruskan untuk menjaid karya ilmiah. Dua hari menjelang itu saya menghubungi teman saya Chris, menanyakan bagaimana dengan abstrak yang telah mereka buat, katanya belum mendapatkan balasan dari pihak panitia. Oke, selanjutnya perjuangan pun berlanjut. Perjuangan ini berada dalam tiga posisi heheh , dari jatinangor - jakarta - sampai ke mataram pada saat mengikuti latsitarda. owh iyah sebelum melanjutkan, pada akhirnya Chris dan Rara telah mendapatkan acceptance dari panitia penyelenggara yang artinya dia juga bsersyarat untuk melanjutkan ke tahap penulisan full karay ilmiah mereka dan artinya juga saya berjuang tidak jadi sendirian tetapi bertiga dengan dua kraya ilmiah berbeda. saya dengan NGO dan Rara with Chris dengan Asymetrical Decentralization-nya. :) 

Ah beneran... kamu bisa lolos untuk full paper di iconpo ?? Itu berarti kamu akan presentasi naanti yaa ?? temanku bertanya. Yoi sobb, bakalan presentasi nanti di Bali, tapi kalo karya ilmiah ini bisa kelar dan reseacrh ku berhasil, jawabku. Hmmm oke..okee..  kalo gitu kamu yang semangat, kalo kamu ke Bali kan kami ikut bangga sob, ada juga teman saya yang ikut Seminar International, hehheh dan jangan lupa oleh2nya yaa, sambungnya. Okeee.. okeee.. thanks for supporting me, balasku. percakapan itu terjadi di barak pas setelah menza siang. Yahhh, begitulah kami saling mendukung satu sama lain, setiap ada teman yang akan bepergian Dinal Luar pasti didukung dengan harapan akan mendapatkan oleh-oleh pas pulang nanti, heheheeh. 

Ternyata betul apa yang ada dalam pemikiranku sebelumnya, dari abstract melanjutkan ke fullpaper bukan perkara yang mudah istilahnya tidak semudah membalikkan telapak tangan atau tidak semudah mengupil, hehe, alhasil yang terjadi adalah pusing sana sini untuk bimbingan dan mencari referensi serta menbaca-baca hasil fullpaper dari seminar tahun lalu. 
 
Cukup lumayan, kami diberikan waktu kurang lebih 6 bulan untuk menyelesaikan research tersebut. owh iyah waktu itu masih Nindya sedang menuju ke Wasana heeh Nindya akhirnya maksudnya, dan menulis untuk yang formal terasa cukup sulit bagiku karena ini merupakan awal mengikuti seminar internasional, yang kedua bertabrakan dengan kegiatan yang sangat padat, entah itu kegiatan lapangan atau latsitarda dan lain - lain. 

Previous cerita sudah dua bulan berlalu dan research-ku belum selesai, masih terngiang di pikiran kami (saya, Rara dan Chris) bahwa sebenarnya ajang ini diikuti sebagian besar oleh dosen yang telah menyandang gelar pendidikan Doktoral, sekarang kami terlanjur mengikutinya yang saat itu masih belum menyandang gelar apa-apa. Lulus Starata 1 pun belum selesai. Tetapi kami berniat dalam hati bahwa kalau bisa pasti bisa karena segala tindakan itu hanyalah kekuatan pikiran apabila pikiran kita mengatakan iya maka pasti akan selesai dan bisa terlaksana.

to be continued  . . . .

Rabu, 20 November 2013

Tanggapan Penyadapan Aus

Pengantar 
 
Menanggapi berita mengenai kasus penyadapan Pemerintah Australia terhadap Presiden SBY dan pejabat-pejabat negara yang lainnya saya berpendapat tindakan pemerintah untuk saat ini masih kurang tegas, buat apa menarik dubes RI untuk Australia dengan tujuan agar Australia menarik kembali dubesnya, pernyataan yang paling disayangkan lagi adalah sikap tegas abbot (PM Aus) yang mengatakan jangan harap mereka akan mengucapkan permohonan maaf kepada Indonesia. Sungguh tindakan yang tidak jantan / jauh dari sikap kesatria, kenyataannya sudah terbukti bahwa mereka melakukan penyadapan tetapi permintaan maaf saja tidak mau dilakukan. 

Hubungan Diplomatik

Negara adalah satu kesatuan yang utuh dari setiap masyarakat yang memiliki perbedaan karakter serta kemauan yang berbeda-beda, jika diambil suatu perumpamaan seorang saja apabila hal yang sangat privacy diketahui oleh orang lain maka pasti akan tersinggung karena hal tersebut mengungkapkan secara langsung harkat dan martabatnya diinjak-injak/tidak dihargai lagi. Terlebih hal ini terjadi pada suatu negara yang saat sekarang harkat, derajat dan martabatnya sedang dirongrong oleh orang yang asing diluar lingkaran keluarga seperti bangsa kulit putih Aus. 

Alih-alih dengan mengatakan langkah yang terukur dan bijaksana yaitu tindakan Pemerintah dengan memanggil dubes kembali, kurang tepat menurut saya karena persoalan ini adalah persoalan yang berat jadi dibutuhkan suatu tindakan yang tegas yakni memulang dubes Aus yang ada di Indonesia yang terbukti salah menggunakan keduataan besarnya sebagai markas penyadapan. Dubes itu bisa kembali ke Indonesia apabila sudah ada penjelasan dari Aus dan permohonan maaf yang kepada pemerintah Indonesia. Langkah kedua adalah mengkaji kembali hubungan diplomatik yang telah dilaksanakan oleh kedua belah pihak sehingga hal ini akan berujung pada pemutusan hubungan diplomatik apabila memang diperlukan.  

Penutup

Negara kita adalah negara yang besar terbentang dari aceh sampai papua, mempunyai kekayaan alam yang melimpah ruah, sudah saatnya kita kaum muda zaman sekarang berpikir untuk masa depan, selamanya pihak yang besar akan menindas yang kecil, ketika yang besar menindas, yang kecil tidak akan bisa berbuat apa-apa dikarenakan ketergantungan terhadap yang besar tersebut. Negara yang kecil itu takut ketika semua bantuan diambil oleh pihak yang besar tadi. 

Saya tidak mengatakan bahwa negara kita kecil, tetapi ini merupakan momentum yang tepat untuk berinstrospeksi diri memperbaiki sendi-sendi pemerintahan kita, apa kinerja BIN yang bekerja dalam bidang spionase yang layaknya kejadian seperti ini tidak terjadi, beberapa banyak uang negara yang dikeluarkan untuk mendidik kader-kader intelijen kalau hal yang seperti ini tidak bisa di handle. Saatnyalah kita untuk hidup mandiri dalam bidang ekonomi karena negara yang memiliki Power cenderung bermain di lini ekonomi untuk menjerat secara tidak langsung agar negara tersebut tergantung dengan kebijakan ekonomi negaranya. contohnya sekarang semua negara didunia menilai mata uangnya dengan dollar US, bisa dibayangkan ketika US krisis mata uang kita juga akan iktu anjlok. Terakhir, kemampuan Sumber daya Manusia yang perlu ditingkatkan sebab negara kita memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah namun yang mengelolanya tetap pihak asing contohnya freeport. Tidak bisa dipungkiri kita masih belum bisa menjadi tuan rumah di negara kita sendiri. Banyak PR yang harus kita kerjakan !!! 


Graduation feeling Victory

Tepatnya agustus yang lalu, selesailah perjuangan yang kami lakukan selama empat tahun di lembah manglayang Insitut Pemerintahan Dalam Negeri, sekarang saya sudah menyandang gelar Purna Praja dengan kesarjanaan ilmu pemerintahan. Bahagia terharu dan sangat senang dengan apa yang telah diraih sekarang. masih terngiang sangat jelas ketika di Balairung Rudini Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan "Saudara-saudara diwisudah sekarang bukan berarti tugas kalian telah selesai, namun tugas dilapangan adalah tugas yang sebenarnya, lapangan merupakan universitas kehidupan, universitas yang tiada akhirnya kecuali kematian. universitas kehidupan bukan hanya menuntut kecerdasan intelektual namun juga menuntut semua keceradasan di segala lini, oleh karena itu siapkanlah diri kalian baik-baik". Hal tersebut menyadarkan kami Purna Praja angkatan 20 bahwa perjuangan untuk belajar tidak sampai di sini senantiasa berlanjut hingga akhir hayat. 

Tidak seperti dengan graduation party di tempat lain yang hanya sekali yaitu acara wisudah namun kami berbeda melaksanakan dua kali hajatan yang cukup besar yang pertama acara wisudah yang dilangsungkan indoor oleh Bpk. Gamawan Fauzi sebagai pemimpin rapat senat dan kedua Pelantik Pamong Praja Muda, tentunya dilaksanakan outdoor yaitu di lapangan parade dan sebagai inspektur upacara adalah Presiden Republik Indonesia SBY. 

(sesaat setelah wisudah dilaksanakan)

(thanks my uncle :))
 
hari yang kedua adalah hari yang dinanti-nantikan oleh para keluarga dan semua pihak yaitu pelantikan. semua orang tua calon purna praja datang dari segala penjuru aceh sampai papua dan bahkan disetiap kabupaten untuk menyaksikan orang terkasihnya menjalani mozaik hidupnya yang pertama. 
 
(bersma keluarga sokab2 :))

 (bersama stick master Gita Abdi Praja)

 (Presentasi Skripsi dan Comprehensif)

 (saat sidang Dr. Muhadam Labolo, Drs. Sodeirman, MM, Prof. Wirman Syari)

sebagai akhir dari tulisan ini bolehlah saya mengatakan bahwa sesuatu yang tak diperjuangkan tak pantas untuk didapatkan, tidak ada kata kebetulan didunia ini semua itu telah terencana dengan baik dalam kitab lauh mahfuz. kita hanya bisa berusaha untuk menjemput bola demi mencaopai kesuksesan. Thanks For all
 


 

Minggu, 30 Desember 2012

catatan akhir tahun

Begitu banyak cerita di akhir tahun 2012 ini, hingga mmbwat sya ingin posting, hitung2 sudah lama tdak menulis di blog ini. Cerita ini dimulai ketika sya mengikuti Latsitardanus ke- 33 di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari 250 Praja di berangkatkan sya terpilih salah satu dari mereka untuk di berangkat. Sungguh pengalamn pertama kali naik kapal perang selama 1 minggu lebih perjalanan di mulai dari semarang ke surabaya (singgah di armatim pembentuka satgas) lanjut kembali ke pelabuhan lembar lombok NTB. 

(KRI Nusanive 973, saksi pengalaman pertama naik kapal slama se-minggu)

latsitarda atau latihan integrasi taruna wreda merupakan kegiatan bhakti karya lapangan kader aparat dari lima matra TNI diwakili oleh akademi TNI yaiu akmil, AAL, dan AAU, polisi oleh akpol dan pemerintahan diwakili oleh Praja STPDN / IPDN dengan kegiatan ini diharapkan kedepan stelah waktunya kita memegang estafet kepemimpinan mampu melaksanakan koordinasi dengan baik sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat terlaksana dengan lancar.. :) tentara, polisi dan pemerintah maka lengkaplah komposisi pemerintahan di daerah nanti. 

(foto bersama sesaat stelah penerimaan di kecamatan pemenang kab. lmbok utara)

(senyumnya maniiss ... :) hehehe)


 

Selasa, 16 Oktober 2012

A Letter To flower


“Bungaku Telah Layu dan Takkan Pernah Mekar Kembali”

Malam gelap..
Sang surya tak menampakkan dirinya...
Aku menatap mu dengan keikhlasan hati..
Labih dalam..
Kau meneteskan air mata..

Duri itu menusuk kedalam hati yang paling dalam..
Bungaku telah layu tak seindah dahulu..
Ketika aku memandangnya dengan tulus..
Ada dusta yang takkan pernah tak mendusta..

Durinya kini menusuk hatiku..
Terluka..
Dalam..
Karena dusta yang tak pernah sirna..

Bungaku telah layu dan takkan pernah mekar kembali..   

Kamis, 13 September 2012

Andi Ali Akbar Vela
Management of government faculty, departement of apparatus resources
IPDN (Government Institute of Home Affairs) , West Java, Indonesia
for iconpo international seminar

Strengthening The National and Political Unity (Kesbangpol) functions in addressing problems posed by NGOs in Indonesia

Abstract

Indonesia guarantees the right of citizens to organize and issued an opinion, that is part of the human rights guaranteed by the Constitution of the Republic. So there is no reason to prohibit the existence of NGO. But nowadays, some organizations (it means that NGOs) is not behaving as expected, made unlawful acts those are disturbing the society and has created a new problem then we should find a solution about it. In response to this problem, described alternative solution models, those are: pre-emptive action: the member and chairman of organizations invited to sit together to discuss the problem, preventive: surveillance for action anarchism that does not happen and keep the action posed no widespread, then repressive is make explanation , compiled files, and to transfer the case to High Court, that there is a deterrent effect for collision-related criminal organizations or actions anarchism does. Coaching is done and returned to the vision of  organizations such as the established order not to widespread, so that doesn’t happen again friction between organizations or anarchism. In addition to the government's action in this case, also made coaching to leaders of organizations that are expected to be partly responsible for evaluating, investigating the culprit. The need for strengthening the role of government in this case is concerned to National and Political  Unity (Kesbangpol) that serves to legitimize and limitize organizations are reviewing the vision and mission, the source of funds received and tested the ability of these organizations are able to contribute to society or not and also in this paper will explain kesbangpol as a mediator for handling those problems.

Key words : NGO (Non Governmental Organization), Anarchism, Alternative Model Solution, and Strengthen the Function of  National and Political  Unity (Kesbangpol).